Senin, 07 Desember 2020

Akomodir Potensi Panas Bumi dan Wisata Alam, Zonasi TNGHS Akan Kembali Direvisi

Pemaparan draf usulan perubahan zonasi TNGHS oleh Kasi PTNW I Lebak
CipanasBalai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menggelar konsultasi publik terkait pembahasan draf revisi zonasi TNGHS di Kantor Seksi PTN W I Lebak, Rabu (23/9). Acara itu diikuti oleh beberapa OPD Kabupaten Lebak salah satunya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Kepala Seksi PTN W I Lebak, Siswoyo, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai syarat disetujuinya perubahan zonasi TNGHS. “Aturan mengenai evaluasi atau review zonasi Taman Nasional bisa dilakukan setelah 3 tahun, akan tetapi bisa dilakukan sebelum itu bilamana terjadi kondisi tertentu (force majeure). Selain itu juga harus melampirkan berita acara telah dilakukan konsultasi publik yang menyepakati perubahan zonasi tersebut dengan menjabarkan alasan-alasannya,” ungkap Siswoyo. Perlu diketahui bahwa perubahan zonasi TNGHS terakhir baru disahkan belum sampai satu tahun tepatnya tanggal 12 September 2019 melalui SK Dirjen KSDAE No.SK.375/KSDAE/PIKA/KSA.0/9/2019. Akan tetapi, dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti force majeure berupa bencana alam di awal tahun 2020 dan rencana pengembangan potensi panas bumi atas usulan langsung dari Kementerian ESDM serta tingginya minat pariwisata alam yang berkembang di masyarakat sehingga perubahan zonasi TNGHS harus kembali dilakukan.

“Terdapat keuntungan dari adanya pengembangan panas bumi Gunung Endut bagi wilayah di sekitarnya antara lain peningkatan PNBP, masuknya berbagai CSR, hingga penyerapan tenaga kerja lokal serta mempercepat pembangunan wilayah,” tambah Siswoyo mengakhiri pemaparannya. Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda, Iman Hiddayat, mengungkapkan hal senada perihal manfaat dari adanya pengembangan panas bumi Gunung Endut tersebut. “Pada prinsipnya dengan rencana investasi yang besar, harapannya dari pemanfaatan panas bumi akan menciptakan multiplier effect sehingga perekonomian bisa tumbuh dengan baik di wilayah sekitarnya,” kata Iman. Kesepakatan dalam konsultasi publik revisi zona pengelolaan TNGHS antara lain merubah zona rehabilitasi dan zona tradisional di wilayah Resort Gunung Bongkok menjadi zona pemanfaatan untuk mengakomodir potensi panas bumi. Selain itu juga, dilakukan perluasan zona pemanfaatan di Resort Panggarangan untuk potensi pengembangan objek wisata alam Curug Cikadupunah.

Selasa, 29 September 2020

Gelar FGD, Pemerintah Kabupaten Lebak Ingin Wujudkan Sinergitas Pengembangan Geopark Bayah Dome Secara Pentahelix

FGD dihadiri langsung oleh Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. (Dok. Bappeda Kabupaten Lebak)

LebakPemerintah Kabupaten Lebak melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan Masterplan Geopark Bayah Dome bertempat di Aula Multatuli, Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, Rabu (16/9). Tema yang diangkat dalam FGD ini yaitu “Membangun Sinergitas dalam Pengembangan Keragaman Potensi Wisata Warisan Geologi Bayah Dome Menuju Geopark Nasional”. FGD ini turut mengundang berbagai pemangku kepentingan seperti dunia usaha, masyarakat, akademisi, media, dan pemerintah itu sendiri (pentahelix). 

Pelaksanaan FGD ini dilatarbelakangi dengan telah ditetapkannya Kawasan Geopark Bayah Dome yang berada di 12 kecamatan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lebak Nomor : 050/Kep.104-BAPPEDA/2020 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Geopark Bayah Dome. Selanjutnya juga mengacu kepada amanat Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark), pada pasal 8 menyatakan bahwa perencanaan Geopark dilakukan melalui penyusunan Rencana Induk/Masterplan Geopark oleh Pemerintah Daerah. Kemudian dari hasil inventarisasi dalam kajian warisan geologi Bayah Dome, terdapat beberapa geosite yang sebagian besar lokasinya berada dalam penguasaan Perum Perhutani, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), PT. Cemindo Gemilang, dan PT. Aneka Tambang. Oleh karena itu, untuk mewujudkan perencanaan dan pengelolaan Geopark yang komprehensif, maka diperlukan sinergitas antar pemangku kepentingan melalui kemitraan.

Tujuan dari pelaksanaan FGD ini diantaranya untuk menyampaikan informasi terkait dengan ruang lingkup penyusunan Rencana Induk/Masterplan Geopark Bayah Dome yang sedang dilaksanakan oleh Tim Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran (Puslit GKG-UNPAD). Selain itu juga, tentunya untuk memperoleh masukan tentang potensi, tantangan, dan langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan Geopark Bayah Dome di Kabupaten Lebak. Lalu yang tak kalah penting ialah agar dapat memetakan peluang kemitraan melalui program pengembangan kerja sama dan peran aktif dalam pengelolaan Geopark Bayah Dome di Kabupaten Lebak. Oleh karena itu, dengan kehadiran para pemangku kepentingan diharapkan tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai guna mewujudkan sinergitas dalam pengembangan Geopark Bayah Dome.

Adapun dikarenakan masih berlangsungnya pandemi covid-19, sehingga FGD ini dilaksanakan menggunakan dua metode yaitu dalam jaringan dan luar jaringan guna memenuhi standar protokol kesehatan.

Kamis, 10 September 2020

Potensi Geowisata Lebak, dari Terangkatnya Endapan Delta Purba hingga Sejarah Pertambangan Emas Pertama di Indonesia

Tim saat melakukan observasi dan dokumentasi calon geoheritage KM 0 Tambang Emas Antam Cikotok, Senin (7/9)

Lebak – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak melakukan survei dalam rangka observasi dan dokumentasi calon warisan geologi (geoheritage) di Kawasan Geopark Bayah Dome, Kabupaten Lebak, Senin (7/9). Hal ini dilakukan sebagai tindaklanjut dari hasil kajian geoheritage di Kabupaten Lebak yang dibuat oleh Tim Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran (Puslit GKG UNPAD).

Kegiatan yang direncanakan akan berkelanjutan ini, difokuskan terlebih dahulu di daerah pesisir dan bekas kantor PT. Antam yang menjadi saksi penambangan emas pertama di Indonesia. Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting para calon geoheritage hingga dukungan aksesibilitas maupun amenitas disekitarnya serta bahan pembuatan video dokumentasi sederhana. Hal tersebut sebagai upaya persiapan Pemerintah Daerah dalam melakukan tata kelola pengembangan Geopark yang salah satunya guna mewujudkan pelestarian geoheritage. Nantinya berbagai permasalahan hingga potensi yang ada akan diinventarisir dan dianalisa untuk menjadi rekomendasi dalam upaya konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian bagi masyarakat secara berkelanjutan dari calon geoheritage yang ada.

Hasil penelusuran beberapa calon geoheritage di sepanjang pesisir Kabupaten Lebak, memang dapat dikatakan sangat berpotensi dikembangkan sebagai Geowisata. Selain dari panorama pantai nan indah hingga bentukan batuan pada dinding goa yang memukau, bukti fenomena geologi di masa lampau berupa terangkatnya endapan delta purba yang dikemas dalam sebuah interpretasi akan menjadi sebuah daya tarik wisata menarik bagi wisatawan. Sehingga wisatawan tidak hanya sekedar mendapatkan sebuah foto terbaik namun juga akan memperoleh pengalaman hingga wawasan baru dari edukasi yang diperoleh. Sedangkan untuk calon geoheritage di bekas kantor PT. Antam, kondisinya dalam keadaan baik dan sementara difungsikan sebagai sarana pendidikan. Tidak jauh dari kantor tersebut tepatnya di area belakang, masih terdapat beberapa peninggalan sejarah pertambangan emas di Cikotok yang ditempatkan di Taman Derek. Taman Derek ini sendiri telah ditetapkan menjadi cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dan juga wisata edukasi sejarah bagi masyarakat yang berkunjung. 

Adapun dalam sebuah pengembangan Geopark disyaratkan adanya sebuah penyediaan informasi keberadaan Geopark salah satunya berupa museum Geopark. Sehingga harapannya kawasan ini, dimulai dari bekas kantor PT. Antam hingga Taman Derek bisa difungsikan sebagai Museum Geopark Bayah Dome yang akan menjadi pusat informasi wisatawan untuk mengetahui berbagai hal tentang geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity di Kawasan Geopark Bayah Dome.

Minggu, 30 Agustus 2020

Rapat Bappeda Lebak – Puslit GKG UNPAD Bahas Laporan Pendahuluan Masterplan Geopark Bayah Dome

Foto bersama dengan salam khas Geopark seusai rapat di Kampus UNPAD Dipati Ukur, Kamis (6/8)

LebakBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak gelar rapat bersama Tim Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran (Puslit GKG-UNPAD) di Ruang Fakultas Geologi Unpad Dipati Ukur, Kamis (6/8). Rapat ini menindaklanjuti kerjasama keduanya terkait penyusunan Masterplan Geopark Bayah Dome yang saat ini telah menyelesaikan laporan pendahuluan.

Ketua Tim Puslit GKG-UNPAD, Prof. Mega, secara langsung meyampaikan paparan laporan pendahuluan yang telah disusun. “Menyusun sebuah Masterplan/Rencana Induk Geopark adalah sebuah keharusan pemerintah daerah untuk mengembangkan Geopark sesuai arahan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark) dan juga sebagai kriteria “self assessment” dari Unesco Global Geopark (UGG),” ungkap Prof. Mega. Isi dalam Masterplan Geopark Bayah Dome nantinya tentu mengacu pada ketentuan Perpres, paling tidak terdapat 18 sasaran. Poin utamanya dalam Masterplan ini berupa rencana program 5-10 tahun ke depan dalam rangka upaya-upaya konservasi, pengembangan kepariwisataan, pengembangan ekonomi berkelanjutan, strategi kemitraan, community development, dan pengintegrasian terhadap poin-poin dalam SDG’s. “Rencananya dalam Masterplan Geopark Bayah Dome akan mengangkat tema Pembentukan Kubah Bayah dan Mineralisasi Emas-Perak”, tutur Prof. Mega yang juga bertugas sebagai Tim Asesor UGG dari Indonesia.

Kepala Bappeda Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, menanggapi langsung terkait tema yang akan diusung. “Saat penyusunan kajian warisan geologi Geopark Bayah Dome, sempat muncul usulan awal dari Ketua Dewan Pakar Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), Yunus Kusumahbrata, untuk mengangkat tema Endapan Delta Purba. Lalu di akhir kajian warisan geologi dan laporan pendahuluan Masterplan ini mengusung tema Pembentukan Kubah Bayah dan Mineralisasi Emas-Perak. Harapannya opsi tema-tema yang ada perlu diperjelas dan dipastikan dengan mengundang berbagai ahli,” tutur Kepala Bappeda. Secara keseluruhan pemerintah Kabupaten Lebak mendukung penuh pengembangan Geopark, apalagi ini sudah menjadi salah satu fokus Bupati sebagai salah satu perwujudan visi misi pemerintah daerah dan sebagai bagian upaya konservasi sumber daya alam yang dimiliki Lebak.

“Selanjutnya akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri para tenaga ahli penyusun Masterplan dengan mengundang para pemangku kepentingan guna menyamakan persepsi dan pandangan bahwa hadirnya Geopark di Kabupaten Lebak bukan sebuah ancaman, melainkan keuntungan bagi seluruh pihak. Hal tersebut agar konsep pengembangan Geopark secara pentahelix dapat terlaksana dan bisa saling berkontribusi sesuai tupoksinya masing-masing,” tutup Kepala Bappeda.

Bahas Perkembangan Penetapan Geoheritage Kabupaten Lebak, Bappeda Lebak Audiensi dengan Badan Geologi

Foto bersama seusai audiensi di Badan Geologi Kementerian ESDM, Kamis (6/8)

BandungBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak, pada Kamis (6/8) melakukan audiensi dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI di Kantor Pusat Survei Geologi, Bandung. Dalam audiensi tersebut, Kepala Bappeda Lebak, Hj. Virgojanti, beserta rombongan ingin mengetahui perkembangan usulan penetapan warisan geologi (geoheritage) Kabupaten Lebak sekaligus meminta arahan mengenai persiapan yang harus dilakukan pemerintah daerah ke depan.

Pusat Survei Geologi sifatnya membantu semaksimal mungkin dan mendukung penuh usulan dari Pemerintah Daerah”, tutur Kepala Pusat Survei Geologi. Berdasarkan verifikasi awal, keragaman geologi yang tersebar di Kabupaten Lebak secara umum dipengaruhi oleh pembentukan Kubah Bayah (Bayah Dome) yaitu Pengangkatan Endapan Delta Purba, Zona Mineralisasi Bayah, Zona Depresi Citorek, dan Batuan Granodiorit Cihara. Dapat dikatakan bahwa keragaman geologi di Kabupaten Lebak sangat istimewa, khususnya singkapan Formasi Bayah (berumur Eosen) yang memang sudah dikenal cukup luas oleh para geologist dan sudah banyak publikasi ilmiahnya. Terdapat juga potensi dari Granodiorit Cihara yang tidak menarik secara wisata namun bagi kalangan geologist sangat bernilai tinggi sehingga berpotensi menjadi wisata ilmiah seperti laboratorium alam. Secara keseluruhan perkembangan penetapan geoheritage di Kabupaten Lebak baru berkisar 5%, dikarenakan terdapat beberapa persoalan yang harus segera diperbaiki seperti kepastian jumlah usulan, kelengkapan data kajian, dan deskripsi pada matriks agar mengaitkan dengan kerangka geologi pembentukan Bayah Dome.

Berangkat dari catatan hasil verifikasi dokumen (awal) usulan penetapan geoheritage Kabupaten Lebak, pemerintah daerah akan sesegera mungkin untuk menindaklanjuti. “Bupati Lebak berharap agar penetapan geoheritage Kabupaten Lebak bisa dipercepat, sehingga kami butuh dukungan dari Badan Geologi,” ungkap Kepala Bappeda. Untuk tahap verifikasi lapangan, pihak pemerintah daerah menjamin kondisi di Kabupaten Lebak sudah kondusif dan bukan zona merah penyebaran pandemi covid-19, apalagi lokasi calon geoheritage bukan berada di daerah perkotaan.

Selasa, 04 Agustus 2020

Kemenparekraf RI Gelar FGD Virtual, Kepala Bappeda Sampaikan Potensi dan Harapan Pengembangan Wisata Ramah Muslim di Kabupaten Lebak

Bupati Lebak didampingi Kepala Bappeda Lebak saat menyampaikan sambutan di Lebak Data Center, Selasa (4/8)

Lebak – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Virtual dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI di Lebak Data Center, Selasa (4/8). Tema yang diangkat dalam FGD ini yaitu Peran Masyarakat dalam Peningkatan Rantai Nilai Pariwisata Ramah Muslim di Kawasan Geopark Bayah Dome. Turut hadir Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, untuk memberikan sambutan di awal acara.

Bupati Lebak menyampaikan dukungan dalam sambutannya terhadap program pengembangan wisata ramah muslim ini. Hal tersebut dikarenakan sejalan dengan visi Kabupaten Lebak yaitu Lebak Sebagai Destinasi Wisata Unggulan Nasional Berbasis Potensi Lokal. Selain itu juga, Bupati Lebak mengharapkan dukungan dari Pemerintah Pusat dalam perwujudan visi tersebut. “Tentunya kami memohon dukungan dari Bapak Ibu sekalian para Deputi terutama sektor pariwisata dan juga Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk mendorong Kabupaten Lebak bisa berdiri sejajar dengan kabupaten/kota lainnya dan juga dikancah Nasional,” pungkas Bupati mengakhiri sambutannya.

Selanjutnya, Kepala Bappeda Kabupaten Lebak saat menyampaikan paparan lebih menjabarkan perihal profil wilayah, perkembangan pengembangan Geopark Bayah Dome, dan kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung kepariwisataan di Kabupaten Lebak. Pada akhir paparannya, disampaikan potensi dan harapan pengembangan wisata ramah muslim di Kabupaten Lebak. “Lebak mayoritas muslim dengan potensi wisata yang banyak namun belum ada langkah-langkah strategis dalam rangka menangkap peluang pengembangan wisata ramah muslim. Sehingga perlu adanya satu konsep yang terstandar dalam rangka mengembangkan program wisata ramah muslim dengan didukung partisipasi aktif masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai syariat dalam setiap aktivitas kepariwisataan seperti ketersediaan sarana peribadatan, standar makan minum halal, kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Tentu tak lupa juga mengakui dan menghargai hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di dalam sebuah kawasan,” tutup Kepala Bappeda Lebak.

Rabu, 15 Juli 2020

Bahas Proyek Strategis Nasional, Ini Permintaan Pemda Lebak kepada Kemenkomarves

Kepala Bappeda Kabupaten Lebak saat menyampaikan paparan di Ruang Kepala Bappeda Kabupaten Lebak (15/7)

Lebak – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, menerima secara langsung kunjungan dari perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) di Ruang Kepala Bappeda Kabupaten Lebak, Rabu (15/7). Kunjungan tersebut tentunya membahas perkembangan terkini maupun permasalahan yang ada terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kabupaten Lebak seperti DAM Karian dan Pengembangan Kota Baru Maja. Turut hadir dalam pertemuan ini dari Pemerintah Kabupaten Lebak diantaranya Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan (Asda) II, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dan Direktur PDAM Tirta Multatuli serta Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam (PSDA) Bappeda.

Kepala Bappeda Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, mengharapkan adanya pengoptimalan terhadap akses menuju Kota Baru Maja melalui Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja). “Dengan meningkatkan aksesibilitas salah satunya optimalisasi Tol Serbaraja tentunya akan bisa memicu pertumbuhan Kota Baru Maja”, tutur Virgo. Lebih lanjut Kepala Bappeda menyoroti perihal ketersediaan pemenuhan air baku dan sarana persampahan bagi masyarakat di Kota Baru Maja yang diprediksi mencapai 1,2 juta jiwa. “Untuk pemenuhan air baku di Maja perlu dilakukan penambahan alokasi dari DAM Karian yang rencana awal hanya 0,2 agar bisa menjadi 0,7-0,8 m3/dt, sedangkan perihal sarana persampahan perlu adanya dukungan dalam penyediaan TPA baru maupun TPA yang sudah ada saat ini yaitu TPA Dengung dengan luas ±10 Ha,” pungkas Virgo. Menyambung dari pernyataan Kepala Bappeda, Direktur PDAM Tirta Multatuli, Oya Masri, meminta kepastian pembangunan SPAM oleh kementerian pusat yang rencananya dibangun pada tahun 2020 guna memenuhi kebutuhan air baku di Maja. Selanjutnya Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lebak, Maman Suparman, turut menyampaikan sedikit catatan untuk Kemenkomarves guna mewujudkan harapan pengembangan Kota Baru Maja yang inklusif. “Selain penataan ruang dalam pengembangan Kota Baru Maja, salah satu hal yang perlu diperhatikan ialah penataan terhadap lingkungan khususnya bagi masyarakat disekitarnya”, tutup Maman.

Satu hari sebelumnya, beberapa perwakilan dari Kemenkomarves telah melihat secara langsung DAM Karian dan direncanakan pasca pertemuan ini akan menuju Kota Baru Maja untuk meninjau kondisi lapangan maupun masyarakat disekitarnya.  

Jumat, 15 Mei 2020

Menilik Mobile Positioning Data Sebagai Strategi Pemulihan Pariwisata Paska Pandemi Covid-19

 Pimpinan Bappeda Kabupaten Lebak saat mengikuti Webinar di Ruang Kepala Bappeda Kabupaten Lebak (8/5)

Lebak – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, bersama pimpinan berserta staf Bidang Perekonomian dan SDA mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh PT. Metra Digital (MD) Media di Ruang Kepala Bappeda Kabupaten Lebak, Jumat (8/5). Topik yang dibahas dalam webinar tersebut yaitu Merancang Strategi Pariwisata Daerah Pasca Pandemi Covid-19 dengan Dukungan Mobile Positioning Data (MPD).

Narasumber dari BPS Pusat menyebutkan bahwa pariwisata merupakan sektor paling penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia saat ini karena beberapa hal seperti masuknya sebagai prioritas nasional dalam RPJMN Tahun 2020-2024, termasuk dalam indikator SDGs, dan memiliki multiplier effect yang besar. Hal-hal tersebut yang mendasari banyak wilayah di Indonesia menjadikan pariwisata sebagai lokomotif pembangunan ekonomi daerah selain juga ketersediaan daya tarik wisatanya. Oleh karena itu, dengan adanya pandemi covid-19 yang melanda dunia khususnya di Indonesia saat ini, tidak heran pariwisata menjadi sektor yang terdampak langsung dan berpengaruh besar terhadap perlambatan pertumbuhan perekonomian bangsa.

Saat ini berbagai upaya telah dilakukan dalam mengatasi pandemi covid-19 ini, namun yang tak kalah penting tentu bagaimana menyusun strategi pemulihan terhadap pariwisata paska pandemi. “Mengambil pelajaran dari pandemi ini, sudah barang tentu pariwisata harus masuk ke ranah digital”, kata Syaifudin selaku Direktur Utama MD Media. Salah satunya penggunaan MPD baik dalam perolehan data sebagai dasar pengambilan kebijakan. BPS pusat sudah memanfaatkan MPD untuk data statistik pariwisata sejak tahun 2016. “Meskipun masih terdapat kelemahan dalam pemanfaatan MPD seperti hanya menggambarkan mobilitas tanpa karakteristik wisatawan, namun hal tersebut diminimalisir melalui tambahan digital survei yang salah satunya bekerjasama dengan Telkomsel”, ungkap Titi selaku Direktur Keuangan, TI, dan Pariwisata BPS Pusat. Lebih lanjut Titi mengatakan bahwa MPD bisa dipakai dikarenakan sekitar 5M populasi dunia sudah menggunakan ponsel, bahkan menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) disebutkan masyarakat Indonesia sekitar 360 juta orang memiliki ponsel. Narasumber lainnya, Hanif Helmi selaku GM Big Data MD Media, mengungkap data yang menunjukkan bahwa penetrasi pengguna smartphone adalah 45% dari pengguna ponsel di Indonesia, dengan rata-rata harian penggunaan internet 3 jam 10 menit melalui ponsel, bahkan setiap hari orang-orang memeriksa ponsel 150x setiap 10 menit, dan 73% masyarakat Indonesia mengakses internet melalui ponsel. 

Data dan fakta tersebutlah yang memperkuat metode MPD bisa digunakan sebagai strategi pemulihan pariwisata daerah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memanfaatkan analisa data MPD dalam aplikasi SIRARU (Sistem Informasi Pariwisata Terpadu) sebagai strategi pemulihan. Sedangkan pihak MD Media memunculkan ide melalui metode MPD dalam membantu pemulihan pariwisata daerah yaitu menggunakan Local Tourism Engine yang di dalamnya terdiri dari analytics dashboard and traveler promotion.

Kamis, 27 Februari 2020

Ini Tujuan Bappeda Kabupaten Lebak Datangi Dinas ESDM Provinsi Banten

Kepala Bappeda Kabupaten Lebak saat menyerahkan laporan kajian Geoheritage di Dinas ESDM Provinsi Banten (25/2)

Serang – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, bersama pimpinan berserta staf di Bidang Perekonomian dan SDA menemui secara langsung Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Selasa (25/2). 

Tujuan kedatangan Bappeda Kabupaten Lebak ke Dinas ESDM Provinsi Banten yaitu menyerahkan Surat Bupati kepada Gubernur Banten tentang Permohonan Usulan Penetapan Bayah Dome menjadi Warisan Geologi. Selain itu juga, diserahkan hasil kajian Warisan Geologi beserta peta sebaran Keragaman Geologi yang telah dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Lebak yang bekerja sama dengan Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran (Puslit GKG UNPAD). “Dari hasil kajian, didapatkan 39 Keragaman Geologi yang tersebar di 12 kecamatan, bahkan hasil penilaian menunjukkan cukup banyak potensi Warisan Geologi yang berkelas Internasional”, tutur Virgo. Lebih lanjut, Plt. Dirut RSUD Ajidarmo tersebut mengharapkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten dalam mewujudkan Geopark Bayah Dome sebagai Geopark Nasional.

“Kami akan melihat lagi tahapan pengembangan Geopark di Kabupaten Lebak sudah sampai mana dan disesuaikan dengan timeline yang ada agar tidak ada tahapan yang terlewat,” kata Eko selaku Kepala Dinas ESDM Provinsi Banten. Lebih lanjut, Pemerintah Provinsi Banten telah memasang sign board di beberapa tempat sebagai bentuk dukungan kepada Kabupaten Lebak. Sebagai tindak lanjut penyerahan kajian Warisan Geologi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak, nantinya Dinas ESDM Provinsi Banten akan coba meng-overlay dengan IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang ada saat ini. “Ketika sudah ditetapkan menjadi Geopark Nasional maka harus ada lokasi-lokasi menarik yang bisa dikunjungi bagi masyarakat pada umumnya seperti tempat foto menarik dan sejenisnya,” pungkas Eko.

Dinas ESDM Provinsi Banten menargetkan Geopark Bayah Dome ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada tahun 2021.

Kamis, 20 Februari 2020

Hadirnya Proyek Strategis dan Fokus Kembangkan Pariwisata, Lebak Optimis Laju Pertumbuhan Ekonomi Akan Terus Tumbuh

Salah satu narasumber saat memaparkan materi dalam rapat di Ruang Transit Pendopo Gubernur Banten, Kamis (20/2)

Serang – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak menghadiri Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian Biro Bina Perekonomian Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 di Ruang Transit Pendopo Gubernur Banten, Kamis (20/2).

Dalam paparan yang disampaikan langsung oleh Plt. Kepala Biro Bina Perekonomian Setda Provinsi Banten, Mahdani, disebutkan bahwa salah satu programnya yaitu melakukan perumusan kebijakan perekonomian. “Salah satunya Biro Perekonomian sedang mengkaji objek-objek religi di Provinsi Banten berdasarkan arahan Gubernur Banten langsung yang melihat adanya potensi besar dari wisata budaya dan religi,” tutur Mahdani. Bahkan Gubernur Banten sedang mengirim 3 (tiga) orang ke Belanda untuk mengumpulkan dan meng-copy arsip-arsip bersejarah tentang Kerajaan Banten. Selain itu, tahun ini Provinsi Banten juga akan membangun pusat sentra UMKM di Kawasan Banten Lama dengan luas lahan 4 (empat) hektar dan satu lagi lokasi yang direncanakan tepatnya di Cikokol namun masih dipending karena terkait luasan lahan.

“Kabupaten Lebak memiliki potensi pariwisata yang sangat melimpah, termasuk juga di dalamnya wisata religi,” kata Imam Suangsa selaku Sekretaris Bappeda saat menyampaikan tanggapan. Imam menjelaskan bahwa saat ini mungkin Kabupaten Lebak dari segi pertumbuhan ekonomi belum bisa menyamai Provinsi Banten, namun dipastikan akan terus tumbuh karena berkat visi Bupati yang berfokus terhadap pariwisata. Pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Bappeda sedang mewujudkan Lanskap Ekowisata dan mengembangkan Geopark Bayah Dome menjadi Geopark Nasional. “Yang terpenting dalam tiga hingga empat tahun ke depan berkat adanya proyek strategis nasional seperti Jalan Tol Serang-Panimbang yang mana terdapat 3 (tiga) exit tol di Lebak dan juga pembangunan DAM Karian akan otomatis merubah wajah Lebak. Dengan kehadiran proyek strategis nasional tersebut tentunya memicu pertumbuhan perekonomian Lebak salah satunya akan muncul industri berbasis agro melalui potensi komoditas unggulan dari sektor pertanian dan perkebunan yang ada,” pungkas Imam.

Minggu, 09 Februari 2020

Kembali Gandeng UNPAD, Lebak Mulai Susun Rencana Induk Geopark Bayah Dome

Foto bersama tim dari Bappeda Kabupaten Lebak dengan Puslit GKG Unpad di Unpad Dipatiukur, Kamis (6/2)

Bandung – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak mengadakan pertemuan dengan Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi (Puslit GKG) di Universitas Padjajaran (UNPAD) Dipatiukur, Kamis (6/2). Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Kepala Bappeda, Hj. Virgojanti, guna membahas persiapan penyusunan Rencana Induk Geopark Bayah Dome.

“Ternyata Geopark diprediksi akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten berdasarkan keterangan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten saat Rapat Pembahasan Kerangka Ekonomi Makro Daerah (KEMD) Provinsi Banten,” tutur Virgojanti. Hal tersebut tentu menjadi peluang besar bagi Kabupaten Lebak yang sedang mengembangkan Geopark Bayah Dome. Oleh karena itu, Bappeda Kabupaten Lebak akan mensosialisasikan mengenai potensi Geopark dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Lebak nantinya. “Rencananya kami akan mengundang Prof. Mega sebagai salah satu narasumber guna menjelaskan tentang Geopark Bayah Dome, sehingga nantinya seluruh stakeholders yang diundang mengetahui apa yang harus dilakukan dan dijaga,” kata Virgojanti.

Ketua Puslit GKG, Prof. Mega, sangat antusias untuk bisa menjadi narasumber dalam Musrenbang Kabupaten Lebak dan juga menyatakan kesiapan timnya untuk kembali bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Lebak dalam penyusunan Rencana Induk Geopark Bayah Dome. “Diharapkan saat Musrenbang, bisa mengundang seperti Chemindo dan Antam agar konsep pentahelix dapat dilakukan salah satunya dari segi kontribusi CSR dalam penguatan Geopark,” pungkas Mega. Untuk proses penyusunan Rencana Induk Geopark Bayah Dome, tim Puslit GKG Unpad membutuhkan data-data awal berupa data sekunder perihal data perekonomian, tata ruang, dan sebaran biodiversity hingga cultural diversity dari kajian yang ada di instansi terkait. Perihal proses Geopark Bayah Dome menuju Geopark Nasional, selain mengajukan penetapan Warisan Geologi kepada Kementerian ESDM, Pemerintah Kabupaten Lebak diminta segera membuat Surat Keputusan (SK) Bupati untuk Badan Pengelola Geopark dan Penetapan Lokasi Kawasan hasil kajian Warisan Geologi sebelumnya. 

“Kami merasa terhormat dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Pemerintah Kabupaten Lebak kepada tim Puslit GKG untuk bekerjasama dalam pengembangan Geopark Bayah Dome,” tutup Mega.

Kamis, 06 Februari 2020

Diprediksi Melambat, Provinsi Banten Cari Peluang Pertumbuhan Ekonomi Baru

Kepala Bappeda Provinsi Banten, Muhtarom, saat membuka FGD di Bappeda Provinsi Banten, Jumat (31/1) 

Serang – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka pembahasan proposal Kajian Kerangka Ekonomi Makro Daerah (KEMD) (Proyeksi Tahun 2021) di Ruang Rapat Bidang Litbang Bappeda Provinsi Banten, Jumat (31/1). Kepala Bappeda Provinsi Banten, Muhtarom, membuka secara langsung FGD tersebut. 

“Berdasarkan data tren pertumbuhan ekonomi baik Y-on-Y maupun Q-to-Q, dipastikan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten melambat,” tutur Saeful Hidayat selaku narasumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten. Selain efek dari perang dagang, Saeful menambahkan bahwa sektor industri pengolahan yang mendominasi distribusi PDRB Provinsi Banten (30,8%) tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan sektoral. Perlu diketahui bahwa sektor industri pengolahan di Provinsi Banten mayoritas untuk diekspor. Hal ini tentu perlu diwaspadai bilamana ekspor industri pengolahan jatuh, maka akan langsung memukul lapangan usaha industri pengolahan sehingga dipastikan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten. “Perlu adanya sumber pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten, salah satunya yaitu Tangerang yang berpeluang mengembangkan ekonomi digital,” ungkap Saeful. 

Di awal rapat, Muhtarom, menjelaskan bahwa ruang-ruang untuk peluang kerja di Provinsi Banten sangat besar, salah satunya dengan tersedianya 400.000 ha lahan pertanian dan perkebunan. Dalam data BPS pun disebutkan bahwa Provinsi Banten memiliki potensi pasar produk pertanian dari segi letak, kebijakan koridor Ekonomi Jawa, dan peluang ekspor. “Melihat potensi yang ada, fokus pembangunan Pemprov Banten yaitu pada bidang pertanian,” kata Muhtarom. Salah satu potensi yang bisa dikembangkan yaitu melalui Agrobisnis guna mengurangi pengangguran karena hingga saat ini hanya sekitar 4,5% yang membuka jasa usaha tani. Selain itu, sektor pariwisata juga bisa menjadi sumber pertumbuhan baru. Salah satu narasumber dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten menuturkan bahwa ada peluang pertumbuhan melalui potensi pengembangan Geopark di Provinsi Banten.

Durian “Si Lodong” dari Lebakgedong Raih Juara Tiga pada Festival Durian Banten 2020

Peserta dari Kabupaten Lebak saat menerima penghargaan juara 3 dalam Kontes Durian Provinsi Banten, Sabtu (1/2)

Tangerang Selatan – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian menggelar Festival Durian Banten di The Flavor Bliss Alam Sutera, Tangerang Selatan, Sabtu (1/2). Acara ini dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, bersama dengan Gubernur Banten, Wahidin Halim.

Salah satu yang dinantikan selain Makan Durian Gratis ialah Lomba Cipta Karya Produk Segar Durian sebagai upaya mencari durian lokal Banten yang terbaik. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak turut berpartisipasi dengan melombakan Durian dari Desa Lebakgedong milik Dedi yang bernama “Si Lodong”. Dari 58 peserta yang mengikuti lomba tersebut, “Si Lodong” berhasil meraih nilai 196,25 dan berhak menyandang predikat juara ketiga. Selain piala, Dedi selaku pemilik “Si Lodong” berhak mendapatkan uang pembinaan dari Dinas Pertanian Provinsi Banten senilai dua juta rupiah. “Diselenggarakannya Festival Durian ini sebagai upaya Pemprov Banten untuk menjaring durian unggulan lokal setiap tahunnya, yang mana pemenangnya akan dilindungi dan didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian dan akan dikembangkan secara nasional,” ungkap Agus M Tauchid selaku Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak juga ikut memeriahkan Bazar Durian. Durian yang disajikan untuk dijual kepada para pengunjung berasal dari Kecamatan Leuwidamar, Kecamatan Sobang, Kecamatan Lebakgedong, dan masih banyak lagi. Tidak hanya Durian, terdapat juga Rambutan dari Kecamatan Maja dan Manggis asal Kecamatan Cipanas yang ikut diperdagangkan dengan nilai Rp 5.000,- per kilonya bagi yang ingin membawa pulang. Namun, jika dimakan di tempat Bazar Durian tidak dipungut biaya alias gratis hanya untuk Rambutan dan Manggis. Terhitung dari dibukanya acara hingga menjelang siang hari, semua yang diperdagangkan dalam stan ludes terjual kepada para pengunjung. 

Perlu diketahui kriteria penilaian Lomba Cipta Karya Produk Segar Durian cukup banyak, beberapa diantaranya dari segi rasa, bentuk, dan wangi.

Senin, 03 Februari 2020

Kenalkan Geopark dan Ecotourism, Masyarakat Sobang Diminta Gali Potensi Wisata

Kabid Perekonomian dan SDA Bappeda Lebak saat menyampaikan sambutan Bupati di Kecamatan Sobang, Kamis (30/1)

Sobang – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lebak Tahun 2021 Tingkat Kecamatan di Kantor Camat Sobang, Kamis (30/1). Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Lebak, Iman Hiddayat, menjadi salah satu narasumber sekaligus membuka kegiatan tersebut.

“Penciptaan nilai tambah ekonomi pada objek destinasi pariwisata potensial menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Lebak pada tahun 2021,” kata Iman. Saat ini Pemerintah Kabupaten Lebak sedang mengembangkan Geopark Bayah Dome dan Ecotourism. Iman menuturkan bahwa Kecamatan Sobang masuk ke dalam delineasi hasil kajian warisan geologi yang dilakukan oleh tim dari Universitas Padjajaran. Sedangkan untuk Ecotoursim, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai Kabupaten Lebak layak untuk mengembangkan jasa wisata tersebut bila dilihat dari kondisi alam dan kekayaan budayanya. “Oleh karena itu, Bupati Lebak akan konsen terhadap pengembangan Ecotourism di Lebak ini, termasuk Kecamatan Sobang bila dirasa memiliki potensi untuk itu silahkan digali dan dikembangkan sehingga akan tercipta nilai tambah,” pungkas Iman.

“Kecamatan Sobang terdapat 9 (sembilan) titik yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata, namun masih terdapat beberapa permasalahan terkait akses jalan,” tutur H. Rosyid selaku Camat Sobang. Curug Cipicung dan Goa Sangiang merupakan beberapa potensi wisata yang akan masuk dalam kegiatan pembangunan tahun anggaran 2020 terkait Pengadaan dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum (PJU). Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Lebak, Junaedi Ibnu Jarta, yang turut hadir dalam Musrenbang di Kecamatan Sobang juga menegaskan bahwa sebagai warga asli Sobang yang juga diamanahkan untuk mewakili suara masyarakat Sobang akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengawal segala usulan masyarakat melalui mekanisme yang ada.  

Selasa, 28 Januari 2020

Isu Tata Ruang dan Infrastruktur Mencuat di Musrenbang Kecamatan Maja

Camat Maja saat berinteraksi dengan Bupati Lebak melalui Teleconference di Kantor Camat Maja, Selasa (28/1)

Maja – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak mengirim perwakilannya untuk menghadiri pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2021 tingkat kecamatan secara Daring (Dalam Jaringan) di Kantor Camat Maja, Selasa (28/1). 

Anggota DPRD Kabupaten Lebak, Abdul Rohman, menyoroti perihal tata ruang dan jalan penghubung di Kecamatan Maja. “Saya meminta agar masyarakat dilibatkan dalam penyusunan RTRW Kabupaten Lebak dan tim penyusun Raperda untuk mensosialisasikan kepada DPRD serta mengekspos hasilnya kepada masyarakat,” tutur Abdul Rohman. Abdul Rohman juga menambahkan perihal jalan penghubung Kecamatan Rangkasbitung ke Kecamatan Maja yang berada di Papanggo Citeras kemudian ke Cilaja Hilir sampai Cirangko agar diusulkan menjadi jalan kabupaten. Kemudian Camat Maja, Abdul Rohim, juga menuturkan bahwa Kecamatan Maja memiliki beberapa potensi pengembangan pariwisata seperti kuliner maupun wisata alam. “Terdapat aset pemerintah desa berupa lahan seluas 0,12 Ha di depan Stasiun Maja dan 1 Ha di area Citra Maja Raya serta Situ Cicinta dengan luas 4 Ha yang bisa dikembangkan potensinya namun asetnya dimiliki oleh Balai Besar,” jelas Abdul Rohim.

Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, menanggapi terkait tata ruang saat ini sedang proses evaluasi dari provinsi yang nantinya hasil tersebut akan disosialisasikan kepada DPRD untuk dijadikan Perda. Perihal Situ Cicinta memang kewenangannya ada di provinsi, saat ini sedang diusulkan untuk bisa ditangani kabupaten bahkan desa dalam hal pengelolaan hingga pemanfaatannya. “Maja yang masuk ke dalam proyek strategis nasional seperti kota baru satu-satunya di Pulau Jawa dan akan menjadi pusat ekonomi kreatif, perlu disiapkan mental dan peningkatan kualitas sumber daya manusianya,” kata Iti. Bupati Lebak menambahkan dengan perkembangan Maja ke depan yang semakin pesat, perlu dibarengi dengan respon cepat dari pemerintah hingga masyarakat agar mampu memanfaatkan potensi tersebut guna mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. 

Bentuk Tim Percepatan, Pemda Lebak Kebut Pengembangan Geopark Bayah Dome

Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda Kabupaten Lebak saat memimpin rapat di Aula Bappeda, Senin (27/1)

Rangkasbitung – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak menggelar rapat koordinasi dalam rangka pembentukan Tim Percepatan Pengembangan Geopark Bayah Dome di Aula Bappeda Kabupaten Lebak, Senin (27/1). Rapat yang dipimpin oleh Kepala Bidang Perekonomian dan Sumberdaya Alam Bappeda Kabupaten Lebak, Iman Hiddayat, turut dihadiri Tenaga Ahli Ekowisata Lebak, M. Nurdin Razak, dan dinas-dinas terkait.

Output yang dihasilkan melalui rapat ini yaitu tersusunnya draf Surat Keputusan (SK) Bupati tentang Tim Percepatan Pengembangan Geopark Bayah Dome,” tutur Iman. Melalui Tim Percepatan ini akan dibentuk sebuah Badan Pengelola Geopark sebagai salah satu syarat dalam Rencana Induk Geopark yang telah diagendakan oleh Bappeda tahun ini. Perlu diketahui juga bahwa dalam tahapan-tahapan pengembangan Geopark yang tertuang di Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019, dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama dengan beberapa stakeholders sehingga dibutuhkannya Tim Percepatan dan Badan Pengelola guna pengembangan Geopark Bayah Dome. “Melalui pengembangan Geopark ini, dapat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan visi Bupati dan Wakil Bupati Lebak yang ingin menjadikan Lebak sebagai Destinasi Wisata Unggulan Nasional,” pungkas Iman.

Tenaga Ahli Ekowisata, M. Nurdin Razak, menjelaskan perihal Geopark bahwa geologi merupakan gerbang awal tetapi yang utama adalah peningkatan kapasitas masyarakat (carrying capacity). Sehingga indikator-indikator yang dipakai dari pengembangan Geopark ujungnya yaitu Ekowisata seperti awerness and capacity building dan local empowerment. “Selain warisan geologi yang ada, Kabupaten Lebak memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan Geopark dengan merujuk pada kekayaan cultural diversity dan biodiversity-nya seperti keberadaan masyarakat adat Suku Baduy dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak,” kata Nurdin. Selain itu, Nurdin juga memberikan beberapa catatan untuk pembentukan Tim Percepatan ini, salah satunya meminta dibuatkan matriks tupoksi yang memiliki benang merah tiap-tiap anggota yang tergabung dalam tim. 

Rabu, 22 Januari 2020

Ecotourism Class Fokus Penguatan SDM dan Kelembagaan Tata Kelola Ekowisata Lebak

 Tenaga Ahli Ekowisata, M. Nurdin Razak, saat menyampaikan materi dalam Ecotourism Class, Selasa (21/1)

LeuwidamarBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak menghadiri kegiatan Ecotourism Class di Stingless Bee House, Desa Nayagati, Kecamatan Leuwidamar, Selasa (21/1). Turut hadir Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Rismahayadin Imam, bersama para jajarannya termasuk beberapa tenaga ahli Pariwisata Kabupaten Lebak.

Ecotourism Class merupakan sebuah kegiatan yang diinisiasi oleh Putuh Komaratullah bersama teman-teman komunitasnya dari Desa Nayagati dengan menggandeng tenaga ahli Ekowisata Kabupaten Lebak, M. Nurdin Razak. Direncanakan kegiatan ini berlangsung selama 5 (lima) hari terhitung dari Senin hingga Jumat (20-24 Januari 2020). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk penguatan sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan dalam hal tata kelola Ekowisata di Kabupaten Lebak. “Ini merupakan awal dari rangkaian rencana besar yang telah disusun untuk pengembangan Ekowisata di Kabupaten Lebak tahun 2020. Ke depannya kegiatan seperti ini akan terus digulirkan khususnya di lanskap-lanskap Ekowisata bahkan juga untuk menunjang pengembangan Geopark Bayah Dome,” tutur Nurdin. Adapun materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan ini antara lain materi ekowisata, manajemen homestay, manajemen destinasi, spatial planning, environment law, waste management, digital marketing, community development, hingga field trip ke beberapa objek daya tarik wisata di Lanskap Penyangga Baduy

Pemerintah Kabupaten Lebak saat ini sudah sejalan dalam hal paradigma pembangunan pariwisata ke depan yaitu target utamanya menghasilkan nilai tambah dari pariwisata,” kata Iman selaku Kabid Perekonomian dan SDA Bappeda Kabupaten Lebak. Bahkan beliau menambahkan melalui pengembangan Ekowisata ini dan juga Geopark salah satunya dapat menciptakan nilai tambah dari pariwisata. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam bahan paparan Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahwa Ecotourism akan menjadi trend di masa depan. Untuk itu, Iman menambahkan diharapkan baik masyarakat khususnya di Lanskap Ekowisata maupun dari dinas-dinas terkait bisa memanfaatkan secara maksimal kehadiran tenaga ahli Ekowisata, M. Nurdin Razak, untuk bertukar pikiran dan bersama-sama mewujudkan Ekowisata di Kabupaten Lebak.