Selasa, 29 September 2020

Gelar FGD, Pemerintah Kabupaten Lebak Ingin Wujudkan Sinergitas Pengembangan Geopark Bayah Dome Secara Pentahelix

FGD dihadiri langsung oleh Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. (Dok. Bappeda Kabupaten Lebak)

LebakPemerintah Kabupaten Lebak melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan Masterplan Geopark Bayah Dome bertempat di Aula Multatuli, Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, Rabu (16/9). Tema yang diangkat dalam FGD ini yaitu “Membangun Sinergitas dalam Pengembangan Keragaman Potensi Wisata Warisan Geologi Bayah Dome Menuju Geopark Nasional”. FGD ini turut mengundang berbagai pemangku kepentingan seperti dunia usaha, masyarakat, akademisi, media, dan pemerintah itu sendiri (pentahelix). 

Pelaksanaan FGD ini dilatarbelakangi dengan telah ditetapkannya Kawasan Geopark Bayah Dome yang berada di 12 kecamatan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lebak Nomor : 050/Kep.104-BAPPEDA/2020 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Geopark Bayah Dome. Selanjutnya juga mengacu kepada amanat Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark), pada pasal 8 menyatakan bahwa perencanaan Geopark dilakukan melalui penyusunan Rencana Induk/Masterplan Geopark oleh Pemerintah Daerah. Kemudian dari hasil inventarisasi dalam kajian warisan geologi Bayah Dome, terdapat beberapa geosite yang sebagian besar lokasinya berada dalam penguasaan Perum Perhutani, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), PT. Cemindo Gemilang, dan PT. Aneka Tambang. Oleh karena itu, untuk mewujudkan perencanaan dan pengelolaan Geopark yang komprehensif, maka diperlukan sinergitas antar pemangku kepentingan melalui kemitraan.

Tujuan dari pelaksanaan FGD ini diantaranya untuk menyampaikan informasi terkait dengan ruang lingkup penyusunan Rencana Induk/Masterplan Geopark Bayah Dome yang sedang dilaksanakan oleh Tim Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran (Puslit GKG-UNPAD). Selain itu juga, tentunya untuk memperoleh masukan tentang potensi, tantangan, dan langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan Geopark Bayah Dome di Kabupaten Lebak. Lalu yang tak kalah penting ialah agar dapat memetakan peluang kemitraan melalui program pengembangan kerja sama dan peran aktif dalam pengelolaan Geopark Bayah Dome di Kabupaten Lebak. Oleh karena itu, dengan kehadiran para pemangku kepentingan diharapkan tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai guna mewujudkan sinergitas dalam pengembangan Geopark Bayah Dome.

Adapun dikarenakan masih berlangsungnya pandemi covid-19, sehingga FGD ini dilaksanakan menggunakan dua metode yaitu dalam jaringan dan luar jaringan guna memenuhi standar protokol kesehatan.

Kamis, 10 September 2020

Potensi Geowisata Lebak, dari Terangkatnya Endapan Delta Purba hingga Sejarah Pertambangan Emas Pertama di Indonesia

Tim saat melakukan observasi dan dokumentasi calon geoheritage KM 0 Tambang Emas Antam Cikotok, Senin (7/9)

Lebak – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak melakukan survei dalam rangka observasi dan dokumentasi calon warisan geologi (geoheritage) di Kawasan Geopark Bayah Dome, Kabupaten Lebak, Senin (7/9). Hal ini dilakukan sebagai tindaklanjut dari hasil kajian geoheritage di Kabupaten Lebak yang dibuat oleh Tim Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran (Puslit GKG UNPAD).

Kegiatan yang direncanakan akan berkelanjutan ini, difokuskan terlebih dahulu di daerah pesisir dan bekas kantor PT. Antam yang menjadi saksi penambangan emas pertama di Indonesia. Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting para calon geoheritage hingga dukungan aksesibilitas maupun amenitas disekitarnya serta bahan pembuatan video dokumentasi sederhana. Hal tersebut sebagai upaya persiapan Pemerintah Daerah dalam melakukan tata kelola pengembangan Geopark yang salah satunya guna mewujudkan pelestarian geoheritage. Nantinya berbagai permasalahan hingga potensi yang ada akan diinventarisir dan dianalisa untuk menjadi rekomendasi dalam upaya konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian bagi masyarakat secara berkelanjutan dari calon geoheritage yang ada.

Hasil penelusuran beberapa calon geoheritage di sepanjang pesisir Kabupaten Lebak, memang dapat dikatakan sangat berpotensi dikembangkan sebagai Geowisata. Selain dari panorama pantai nan indah hingga bentukan batuan pada dinding goa yang memukau, bukti fenomena geologi di masa lampau berupa terangkatnya endapan delta purba yang dikemas dalam sebuah interpretasi akan menjadi sebuah daya tarik wisata menarik bagi wisatawan. Sehingga wisatawan tidak hanya sekedar mendapatkan sebuah foto terbaik namun juga akan memperoleh pengalaman hingga wawasan baru dari edukasi yang diperoleh. Sedangkan untuk calon geoheritage di bekas kantor PT. Antam, kondisinya dalam keadaan baik dan sementara difungsikan sebagai sarana pendidikan. Tidak jauh dari kantor tersebut tepatnya di area belakang, masih terdapat beberapa peninggalan sejarah pertambangan emas di Cikotok yang ditempatkan di Taman Derek. Taman Derek ini sendiri telah ditetapkan menjadi cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dan juga wisata edukasi sejarah bagi masyarakat yang berkunjung. 

Adapun dalam sebuah pengembangan Geopark disyaratkan adanya sebuah penyediaan informasi keberadaan Geopark salah satunya berupa museum Geopark. Sehingga harapannya kawasan ini, dimulai dari bekas kantor PT. Antam hingga Taman Derek bisa difungsikan sebagai Museum Geopark Bayah Dome yang akan menjadi pusat informasi wisatawan untuk mengetahui berbagai hal tentang geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity di Kawasan Geopark Bayah Dome.