Minggu, 30 Agustus 2020

Rapat Bappeda Lebak – Puslit GKG UNPAD Bahas Laporan Pendahuluan Masterplan Geopark Bayah Dome

Foto bersama dengan salam khas Geopark seusai rapat di Kampus UNPAD Dipati Ukur, Kamis (6/8)

LebakBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak gelar rapat bersama Tim Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran (Puslit GKG-UNPAD) di Ruang Fakultas Geologi Unpad Dipati Ukur, Kamis (6/8). Rapat ini menindaklanjuti kerjasama keduanya terkait penyusunan Masterplan Geopark Bayah Dome yang saat ini telah menyelesaikan laporan pendahuluan.

Ketua Tim Puslit GKG-UNPAD, Prof. Mega, secara langsung meyampaikan paparan laporan pendahuluan yang telah disusun. “Menyusun sebuah Masterplan/Rencana Induk Geopark adalah sebuah keharusan pemerintah daerah untuk mengembangkan Geopark sesuai arahan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark) dan juga sebagai kriteria “self assessment” dari Unesco Global Geopark (UGG),” ungkap Prof. Mega. Isi dalam Masterplan Geopark Bayah Dome nantinya tentu mengacu pada ketentuan Perpres, paling tidak terdapat 18 sasaran. Poin utamanya dalam Masterplan ini berupa rencana program 5-10 tahun ke depan dalam rangka upaya-upaya konservasi, pengembangan kepariwisataan, pengembangan ekonomi berkelanjutan, strategi kemitraan, community development, dan pengintegrasian terhadap poin-poin dalam SDG’s. “Rencananya dalam Masterplan Geopark Bayah Dome akan mengangkat tema Pembentukan Kubah Bayah dan Mineralisasi Emas-Perak”, tutur Prof. Mega yang juga bertugas sebagai Tim Asesor UGG dari Indonesia.

Kepala Bappeda Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, menanggapi langsung terkait tema yang akan diusung. “Saat penyusunan kajian warisan geologi Geopark Bayah Dome, sempat muncul usulan awal dari Ketua Dewan Pakar Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), Yunus Kusumahbrata, untuk mengangkat tema Endapan Delta Purba. Lalu di akhir kajian warisan geologi dan laporan pendahuluan Masterplan ini mengusung tema Pembentukan Kubah Bayah dan Mineralisasi Emas-Perak. Harapannya opsi tema-tema yang ada perlu diperjelas dan dipastikan dengan mengundang berbagai ahli,” tutur Kepala Bappeda. Secara keseluruhan pemerintah Kabupaten Lebak mendukung penuh pengembangan Geopark, apalagi ini sudah menjadi salah satu fokus Bupati sebagai salah satu perwujudan visi misi pemerintah daerah dan sebagai bagian upaya konservasi sumber daya alam yang dimiliki Lebak.

“Selanjutnya akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri para tenaga ahli penyusun Masterplan dengan mengundang para pemangku kepentingan guna menyamakan persepsi dan pandangan bahwa hadirnya Geopark di Kabupaten Lebak bukan sebuah ancaman, melainkan keuntungan bagi seluruh pihak. Hal tersebut agar konsep pengembangan Geopark secara pentahelix dapat terlaksana dan bisa saling berkontribusi sesuai tupoksinya masing-masing,” tutup Kepala Bappeda.

Bahas Perkembangan Penetapan Geoheritage Kabupaten Lebak, Bappeda Lebak Audiensi dengan Badan Geologi

Foto bersama seusai audiensi di Badan Geologi Kementerian ESDM, Kamis (6/8)

BandungBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak, pada Kamis (6/8) melakukan audiensi dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI di Kantor Pusat Survei Geologi, Bandung. Dalam audiensi tersebut, Kepala Bappeda Lebak, Hj. Virgojanti, beserta rombongan ingin mengetahui perkembangan usulan penetapan warisan geologi (geoheritage) Kabupaten Lebak sekaligus meminta arahan mengenai persiapan yang harus dilakukan pemerintah daerah ke depan.

Pusat Survei Geologi sifatnya membantu semaksimal mungkin dan mendukung penuh usulan dari Pemerintah Daerah”, tutur Kepala Pusat Survei Geologi. Berdasarkan verifikasi awal, keragaman geologi yang tersebar di Kabupaten Lebak secara umum dipengaruhi oleh pembentukan Kubah Bayah (Bayah Dome) yaitu Pengangkatan Endapan Delta Purba, Zona Mineralisasi Bayah, Zona Depresi Citorek, dan Batuan Granodiorit Cihara. Dapat dikatakan bahwa keragaman geologi di Kabupaten Lebak sangat istimewa, khususnya singkapan Formasi Bayah (berumur Eosen) yang memang sudah dikenal cukup luas oleh para geologist dan sudah banyak publikasi ilmiahnya. Terdapat juga potensi dari Granodiorit Cihara yang tidak menarik secara wisata namun bagi kalangan geologist sangat bernilai tinggi sehingga berpotensi menjadi wisata ilmiah seperti laboratorium alam. Secara keseluruhan perkembangan penetapan geoheritage di Kabupaten Lebak baru berkisar 5%, dikarenakan terdapat beberapa persoalan yang harus segera diperbaiki seperti kepastian jumlah usulan, kelengkapan data kajian, dan deskripsi pada matriks agar mengaitkan dengan kerangka geologi pembentukan Bayah Dome.

Berangkat dari catatan hasil verifikasi dokumen (awal) usulan penetapan geoheritage Kabupaten Lebak, pemerintah daerah akan sesegera mungkin untuk menindaklanjuti. “Bupati Lebak berharap agar penetapan geoheritage Kabupaten Lebak bisa dipercepat, sehingga kami butuh dukungan dari Badan Geologi,” ungkap Kepala Bappeda. Untuk tahap verifikasi lapangan, pihak pemerintah daerah menjamin kondisi di Kabupaten Lebak sudah kondusif dan bukan zona merah penyebaran pandemi covid-19, apalagi lokasi calon geoheritage bukan berada di daerah perkotaan.

Selasa, 04 Agustus 2020

Kemenparekraf RI Gelar FGD Virtual, Kepala Bappeda Sampaikan Potensi dan Harapan Pengembangan Wisata Ramah Muslim di Kabupaten Lebak

Bupati Lebak didampingi Kepala Bappeda Lebak saat menyampaikan sambutan di Lebak Data Center, Selasa (4/8)

Lebak – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak, Hj. Virgojanti, mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Virtual dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI di Lebak Data Center, Selasa (4/8). Tema yang diangkat dalam FGD ini yaitu Peran Masyarakat dalam Peningkatan Rantai Nilai Pariwisata Ramah Muslim di Kawasan Geopark Bayah Dome. Turut hadir Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, untuk memberikan sambutan di awal acara.

Bupati Lebak menyampaikan dukungan dalam sambutannya terhadap program pengembangan wisata ramah muslim ini. Hal tersebut dikarenakan sejalan dengan visi Kabupaten Lebak yaitu Lebak Sebagai Destinasi Wisata Unggulan Nasional Berbasis Potensi Lokal. Selain itu juga, Bupati Lebak mengharapkan dukungan dari Pemerintah Pusat dalam perwujudan visi tersebut. “Tentunya kami memohon dukungan dari Bapak Ibu sekalian para Deputi terutama sektor pariwisata dan juga Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk mendorong Kabupaten Lebak bisa berdiri sejajar dengan kabupaten/kota lainnya dan juga dikancah Nasional,” pungkas Bupati mengakhiri sambutannya.

Selanjutnya, Kepala Bappeda Kabupaten Lebak saat menyampaikan paparan lebih menjabarkan perihal profil wilayah, perkembangan pengembangan Geopark Bayah Dome, dan kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung kepariwisataan di Kabupaten Lebak. Pada akhir paparannya, disampaikan potensi dan harapan pengembangan wisata ramah muslim di Kabupaten Lebak. “Lebak mayoritas muslim dengan potensi wisata yang banyak namun belum ada langkah-langkah strategis dalam rangka menangkap peluang pengembangan wisata ramah muslim. Sehingga perlu adanya satu konsep yang terstandar dalam rangka mengembangkan program wisata ramah muslim dengan didukung partisipasi aktif masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai syariat dalam setiap aktivitas kepariwisataan seperti ketersediaan sarana peribadatan, standar makan minum halal, kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Tentu tak lupa juga mengakui dan menghargai hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di dalam sebuah kawasan,” tutup Kepala Bappeda Lebak.