Rabu, 31 Juli 2019

Focus Group Discussion Perumusan Kebijakan Penataan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung

Foto bersama para peserta Focus Group Discussion (FGD) di Gedung SKPD Terpadu, KP3B (31/7)

SerangSekretariat Daerah Provinsi Banten mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka perumusan kebijakan penataan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang diselenggarakan di Ruang Rapat Gedung SKPD Terpadu Lantai 8, KP3B Serang, Rabu (31/7). FGD ini dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pariwisata, Badang Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian dari beberapa kabupaten/kota di Provinsi Banten.

Adapun paparan materi dalam FGD ini disampaikan oleh Joyce Irmawanti selaku Kepala Kantor Administrator KEK Tanjung Lesung. Materi yang disampaikan berupa kebijakan penataan KEK Tanjung Lesung mulai dari kelembagaan, profil umum dan master plan, hingga strategi pemulihan dan pola preventif kawasan sampai kepada progress pembangunan pasca tsunami. Selain itu terkait kebijakan penataan KEK ini, dipaparkan juga mengenai evaluasi KEK, rencana investasi,  isu strategis, kendala dan tantangan serta asumsi hingga potensi wisatawan. “Melalui FGD ini, saya berharap mendapat masukan dari para peserta FGD mengenai kebijakan yang perlu dilakukan untuk penataan KEK Tanjung Lesung ini agar mampu meningkatkan wisatawan dan nilai investasi, terlebih lagi setelah tsunami yang berdampak terhadap beberapa titik di KEK ini.” tutur Joyce. Bahkan menurut beliau, KEK Tanjung Lesung ini tidak bisa dibandingkan secara utuh dengan KEK Mandalika dikarenakan faktor pengelola yang berdampak terhadap pembiayaan dan juga terkait dukungan aksesibilitas yang telah ada maupun daerah pendukung disekitarnya. Oleh karena itu, alasan diundangnya beberapa daerah di luar kawasan KEK Tanjung Lesung yang mendapatkan dampak pembangunan adalah untuk mensinergikan program-program yang ada terkait pengembangan KEK Tanjung Lesung tersebut.

Setelah paparan materi disampaikan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab di mana para peserta sangat aktif memberikan pendapat dan masukannya terkait kebijakan penataan KEK Tanjung Lesung ini. Adapun beberapa masukan dari peserta FGD, tak terkecuali perwakilan dari Bappeda Kabupaten Lebak, Iman Hiddayat dan Yogan Daru Prabowo yang menyinggung beberapa hal khususnya dari segi atraksi, sumber daya manusia, dan juga terkait industri kreatif. Dari segi atraksi, terdapat masukan dengan menambahkan berbagai macam atraksi agar mampu menarik wisatawan, sehingga tidak hanya mengandalkan air saja. Selain itu juga, dengan hadirnya Kampung Cikadu dapat memberi warna baru terhadap pilihan destinasi di luar kawasan KEK. Alhasil perlu dilakukan penataan ruang yang jelas khususnya soal buffer zone untuk saling mengaitkan antara wisata yang ada di dalam kawasan dengan luar kawasan KEK Tanjung Lesung. Lalu dalam hal sumber daya manusia atau SDM, peningkatan SDM perlu dilakukan khususnya kepada masyarakat lokal di sekitar KEK Tanjung Lesung agar masyarakat setempat tidak menjadi tamu di rumah sendiri. Sehingga diharapkan masyarakat sekitar KEK nantinya dapat berpatisipasi aktif dalam pengembangan KEK Tanjung Lesung, bahkan merasakan dampak positif salah satunya ekonomi dari hadirnya KEK Tanjung Lesung tersebut. Selanjutnya dalam hal pengembangan industri kreatif, perlu dibuat sesuatu yang khas dan mampu menarik wisatawan dengan melibatkan masyarakat lokal. Pada intinya bilamana kesemua aspek pengembangan pariwisata diantaranya atraksi, aksesibilitas, amenitas, hingga pelayanan tambahan jika telah tersedia dengan baik, tentunya berdampak juga terhadap peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, otomatis investasi juga akan meningkat.

Senin, 29 Juli 2019

Bappeda Kabupaten Lebak Raih Predikat Penyedia Fasilitas Sudut Baca Terbaik Tahun 2019

Kepala Bappeda Lebak, Hj. Virgojanti, menerima langsung penghargaan yang diraih Bappeda dari Wakil Bupati Lebak

SobangDinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lebak menggelar kegiatan Kemah Wisata Api Literasi yang berlangsung dari tanggal 26 sampai 29 Juli 2019 di Desa Ciparasi, Kecamatan Sobang. Kegiatan yang mengangkat tema “Desa adalah Kekuatan Literasi”, dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati Lebak, H. Ade Sumardi. Tercatat kurang lebih 400 orang dari 110 komunitas penggiat literasi baik dari dalam maupun luar daerah Kabupaten Lebak turut berpartisipasi dan meramaikan kegiatan ini.

Wakil Bupati Lebak dalam sambutannya, mengatakan bahwa Kemah Wisata Api Literasi yang diselenggarakan saat ini merupakan salah satu bukti nyata bahwa masyarakat, khususnya para penggiat literasi merasa terpanggil untuk bergerak dan berupaya mendorong terwujudnya Lebak cerdas dengan membaca. Selain itu, melalui literasi ini Wakil Bupati berharap destinasi wisata tidak hanya sekedar dinikmati suasananya semata, tapi juga harus memiliki unsur informasi dan edukasi dari destinasi wisata yang dikunjungi oleh para wisatawan. "Kami yakin api literasi yang telah menyala di Kabupaten lebak ini, akan terus membesar dan berkobar mendorong terwujudnya lebak sebagai destinasi wisata unggulan nasional dan kami pemerintah daerah siap menjadikan Lebak sebagai Kabupaten Literasi" tutur Ade. Terkait semangat Wakil Bupati untuk menjadikan Lebak sebagai Kabupaten literasi, Ade meminta seluruh jajaran terkait untuk mempelajari langkah-langkah strategis dan unsur-unsur yang harus terpenuhi agar Lebak dapat menjadi Kabupaten Literasi.

Pada saat pembukaan kegiatan, terdapat salah satu rangkaian kegiatan yaitu memberikan penghargaan kepada beberapa pemenang, yang mana salah satu peraih penghargaan yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak. Bappeda Kabupaten Lebak berhasil meraih penghargaan sebagai Penyedia Fasilitas Sudut Baca Terbaik Tahun 2019 di tingkat OPD se-Kabupaten Lebak. Penghargaan secara langsung diterima oleh Kepala Bappeda, Hj. Virgojanti, yang diserahkan oleh Wakil Bupati. Beberapa pegawai Bappeda dari bidang Sekretariat turut hadir bersama Kepala Bappeda untuk memeriahkan kegiatan ini, tak terkecuali Lina Juantini. Wanita yang menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Kepagawaian di Bappeda Lebak ini berharap, melalui penghargaan ini ke depannya sudut baca yang sudah ada bisa lebih dimanfaatkan dengan menambah koleksi buku dan bekerja sama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lebak untuk penataan bukunya.

Bupati Lebak dinobatkan sebagai Bupati Terbaik se-Asia Tahun 2019

Piagam yang diraih Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, selaku peraih Bupati Terbaik se-Asia Tahun 2019

Bali – Dalam acara Asia Global Award 2019 yang digelar di The Trans Resort, Bali (26/7) oleh Asia Global Council dan Seven Media Asia, Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Bupati Terbaik se-Asia Tahun 2019. 

Pada acara tersebut, Plt Kepala Dinas Pariwisata, Imam Rismahayadin, mewakili Bupati Lebak untuk menerima penghargaan tersebut. Pada saat menerima penghargaan, Imam mengatakan bahwa anugerah ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Lebak. Dia berharap dengan dinobatkannya sebagai Bupati terbaik, semoga dapat memacu seluruh elemen, khususnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk lebih giat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Asia Global Council, Michael Tan. Dalam sambutannya di awal, Michael Tan mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai apresiasi atas kegigihan, prestasi, dan sumbangsihnya bagi kemajuan bangsa dan negara. “Pembangunan sebuah bangsa harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar, struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi sosial, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan.” pungkas Michael Tan. Pada intinya pembangunan itu dimaknai sebagai “Never Ending Goals”.

Dalam kesempatan lain, Hj. Iti Octavia Jayabaya yang tidak bisa menghadiri acara tersebut, menyampaikan beberapa pesan kepada khalayak luas khususnya masyarakat Kabupaten Lebak melalui media sosial pribadinya. “Menjadi Bupati terbaik se-Asia ? Bangga? Tidak sama sekali, saya justru malu, kenapa? karena saya masih memiliki banyak kekurangan, yang seharusnya menjadi yg terbaik Se-Asia adalah Kabupaten Lebak yang saya cintai dan seluruh elemen Masyarakat Lebak.” tutur Iti. Bupati Lebak berpendapat bahwa penobatannya sebagai Bupati terbaik se-Asia itu berkat seluruh dukungan dan kepercayaan serta kecintaan masyarakat Kabupaten Lebak. “Terimakasih wargaku, tanpa kalian saya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Terus doakan saya selalu sehat agar saya selalu bisa dan terus semangat melayani masyarakat Kabupaten Lebak dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab, Hatur Nuhun.” tutup Bupati Lebak yang saat ini telah menjalani masa periode keduanya.

Rabu, 24 Juli 2019

Rapat Kesiapan Pengembangan Eco-Tourism di Kabupaten Lebak

Salah satu tenaga ahli, Nurdin Razak, sedang menyampaikan konsep eco-tourism kepada para peserta rapat

LebakBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak menggelar rapat dengan agenda pembahasan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Lebak di ruang Kepala Bappeda, Rabu (24/7). Rapat kali ini turut dihadiri oleh Kepala Bappeda beserta jajarannya, Plt Kepala Dinas Pariwisata, dan beberapa tenaga ahli yang memiliki spesialisasi dalam hal Eco-Tourism dan kehutanan. Dalam kesempatan ini, pembahasan rapat difokuskan terhadap pembentukan desa wisata dan konsep pengembangan wisata Gunung Luhur (Negeri Di Atas Awan).

Kepala Bappeda, Hj. Virgojanti, membuka rapat dengan menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Lebak saat ini. Kesulitan terhadap kurangnya sumber daya manusia baik tenaga ahli pariwisata maupun kesiapan masyarakat untuk menjadi masyarakat wisata. Selain itu, Pemerintah Daerah juga masih mencari konsep yang tepat dalam meningkatkan partisipasi masyarakat bahkan merubah mindset para Kepala Desa untuk memanfaatkan potensi di desanya masing-masing. “Setelah melihat apa yang disampaikan Pa Nurdin dan juga berkat keberhasilannya dalam menduniakan Ekowisata Baluran, saya tertarik melibatkan Bapak dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Lebak khususnya dalam merubah mindset masyarakat agar potensi wisata di daerahnya dapat menjadi sebuah manfaat tetapi tidak merusak dan mengganggu ekosistem bahkan tatanan kultur masyarakat disana.” tutur Virgojanti. Beliau juga mengharapkan agar setiap objek wisata di daerah dapat menjual potensi sumber daya alam yang dihasilkan darisana, bukan lagi produk-produk industri dari kota seperti pop mie dan sejenisnya melainkan seperti ketan bakar, sale pisang, leumang, maupun makanan tradisional khas lainnya. Hal tersebut tentunya perlu proses dalam hal membangun paritispasi masyarakat agar pariwisata bisa hidup dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga tujuan terdekat saat ini, minimal kita fokus dalam pengembangan pariwisata Gunung Luhur yang dijuluki sebagai Negeri Di Atas Awan.

Sama halnya dengan Plt Kepala Dinas Pariwisata, Imam Rismahayadin, beliau juga sepakat dengan apa yang telah disampaikan oleh Kepala Bappeda. Namun soal Gunung Luhur, yang masih menjadi pekerjaan rumah saat ini terkait masalah zonasi dalam hal penataan destinasi. “Saat ini kawasan wisata Gunung Luhur masih masuk dalam zona rimba, namun sedang dalam proses revisi agar menjadi zona pemanfaatan sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kepariwisataan.” Kata Imam. Selain itu, terdapat satu fokus utama dari Dinas Pariwisata dalam pengembangan kepariwisataan yaitu membuat role model desa wisata yang dapat menjadi kebanggaan di Kabupaten Lebak.

Menanggapi pernyataan dari Kepala Bappeda dan juga Kepala Dinas Pariwisata, Nurdin Razak, selaku tenaga ahli dan juga penggiat Eco-Tourism merasa senang bisa terlibat dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Lebak. Apalagi dengan letak administrasi Kabupaten Lebak yang menempel dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, itu merupakan sebuah keuntungan. Nantinya beliau mengarahkan bahwa yang akan disusun itu adalah branding bukan selling sehingga kepariwisataan Kabupaten Lebak khususnya yang berkaitan dengan Eco-Tourism dapat berkelanjutan dan berdaya saing. Beberapa rencana telah disiapkan oleh beliau yang mana pertama-tama akan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat kondisi eksisting dari Gunung Luhur tersebut, lalu melakukan brainwash terhadap SKPD-SKPD yang berkaitan dengan urusan kepariwisataan, lanjut ke masyarakat, kemudian konsep pendampingan kepada masyarakat. “Pendampingan itu terdapat beberapa fase, brainwash lanjut day practice baru setelah masyarakat dianggap mampu, masuklah dalam hal pembuatan SOP atau keorganisasian masyarakat, serta dilakukan juga pembuatan peta jalur interpretasi.” tambah Nurdin. Selain itu, dalam menganggapi Gunung Luhur, Charis Khaddafi, selaku tenaga ahli di bidang kehutanan, berpesan bahwa harus diperhatikan dengan jelas pola relasi hukumnya. Beliau juga menyinggung sedikit soal desa adat, salah satunya Desa Adat Guradog yang mana mengusulkan untuk membuat miniatur desa wisata dikarenakan keberadaannya sudah mulai terancam dengan pembangunan perumahan-perumahan modern disekitarnya. Namun, beliau justru melihat ada sebuah potensi dibalik ancaman yang ada. “Jadikan ancaman yang ada untuk membuat destinasi wisata bagi masyarakat modern.” pungkas Charis. Dari hasil diskusi yang cukup panjang, selanjutnya akan ada pertemuan berikutnya setelah para tenaga ahli khususnya Nurdin Razak bersedia dalam membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dalam hal Eco-Tourism. Hal ini tentunya semata-mata dalam rangka mewujudkan visi misi Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, yaitu Lebak Sebagai Destinasi Wisata Unggulan Nasional Berbasis Potensi Lokal.

Selasa, 23 Juli 2019

Kabupaten Lebak Meraih Dua Penghargaan Sekaligus dalam Acara Penghargaan KLA 2019

Wakil Bupati Lebak, H. Ade Sumardi, saat menerima penghargaan yang diraih Kabupaten Lebak, Selasa (23/7)

Makassar – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2019, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan acara Penghargaan KLA 2019. Acara tersebut digelar untuk memberikan penghargaan kepada Kepala Daerah yang telah menyelenggarakan kebijakan, program, dan kegiatan dalam upaya pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak, dalam bentuk Kabupaten/Kota Layak Anak

Acara yang digelar pada hari Selasa (23/7) dan bertempat di Hotel Four Points, Makassar, memberikan kabar gembira bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan juga masyarakat Kabupaten Lebak. Kabupaten Lebak berhasil meraih dua penghargaan dalam acara tersebut diantaranya Pembina Forum Anak Terbaik Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2019 dan Kabupaten Layak Anak Tahun 2019 Kategori Pratama. Khusus untuk Forum Anak Terbaik, Forum Anak Lebak mendapat kategori terbaik se-Indonesia. Pada acara tersebut Wakil Bupati Lebak, H. Ade Sumardi, mewakili untuk menerima penghargaan tersebut. Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, tak lupa mengucap syukur atas penghargaan yang diraih ini dan tak lupa berterima kasih untuk seluruh aparatur Pemerintah Daerah, masyarakat Kabupaten Lebak, dan Forum Anak atas segala ikhtiar dan komitmen bersama tanpa mengenal lelah, seraya terus mengharap Ridho-Nya. "Teruslah tumbuh dan berkembang dengan ruang interaksi yang beradab dan semoga penghargaan ini menjadikan kita untuk terus istiqomah dan memotivasi maju bersama dalam wujud cinta untuk terus memperbaiki segala kekurangan." pungkas Iti.

Selasa, 16 Juli 2019

Peluncuran Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan di Kabupaten Lebak

Foto Bersama Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, bersama stakeholder terkait

LebakKabupaten Lebak terpilih sebagai pilot project peningkatan pelayanan transportasi rujukan kesehatan melalui Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) berupa Ambulance Feeder. Peresmian peluncuran pilot project ini berlangsung di Pendopo Bupati Lebak, Rangkasbitung, Selasa (16/7). Pada acara ini turut hadir beberapa stakeholder terkait melalui perwakilannya masing-masing diantaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, PT. Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI), dan instansi lainnya.

Pada kesempatan ini, Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, dalam sambutannya bercerita sedikit tentang masalah yang dihadapi terkait kesehatan di awal-awal kepemimpinannya sekaligus menyampaikan banyak terima kasih disertai harapan dan masukan. “Pada periode pertama saya dan Wakil Bupati, Ade Sumardi, memimpin tepatnya tahun 2016-2017, Kabupaten Lebak memiliki penilaian yang kurang baik dari segi angka kematian ibu yang berada di posisi keempat dan juga angka kematian bayi menempati peringkat kedua di Provinsi Banten. Oleh karena itu, kami merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan melibatkan stakeholder terkait dan juga masyarakat.” ujar Iti. Maka dari itu dengan dijadikannya Kabupaten Lebak sebagai pilot project terkait kesehatan, Bupati Lebak mengutarakan sangat berminat dan mengucapkan banyak terima kasih sebab ini saat yang tepat karena berkenaan dengan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2020 dan juga adanya program JAMILAH (Jemput Antar Ibu Hamil Bermasalah). Sehingga diharapkan program-program tersebut dapat bersinergi dan tentunya bisa bermanfaat bagi masyarakat. Terkait masalah kesehatan, ada beberapa kritik dan saran kepada Kementerian Kesehatan mengenai persoalan pendaftaran pasien harus berdasarkan sidik jari baru bisa dilayani. “Hal tersebut sebenarnya menyulitkan bagi beberapa pasien dengan penyakit tertentu, kami harap kebijakan ini bisa dievaluasi kembali bahkan minimal beberapa penyakit tertentu harusnya ditiadakan.” pungkasnya.

Dengan berjalannya program-program pengentasan masalah kesehatan ini, diharapkan dapat memuliakan generasi penerus bangsa. Bahkan melalui ambulance feeder ini yang merupakan karya anak bangsa, kita harus turut mengapresiasi agar lebih banyak lagi karya-karya inovatif untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Yang terpenting ialah melalui pilot project ini, kematian ibu dan anak dapat diminimalisir serta ini merupakan komitmen bersama membangun Indonesia yang baik di masa kini dan masa yang akan datang. Bupati Lebak di akhir sambutan menegaskan bahwa pemimpin daerah yang dicari saat ini yaitu selamat dunia dan akhirat dengan mengikuti rambu-rambu yang ada agar tujuan kita bisa bermanfaat bagi masyarakat.