Senin, 31 Oktober 2016

Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Indonesia

A. Profil
Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota – InstitutTeknologi Indonesia atau biasa disingkat HMPWK-ITI. HMPWK-ITI berkedudukan di Institut Teknologi Indonesia, Jl. Raya Puspiptek, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. HMPWK-ITI didirikan pada tanggal 23 Desember 1984. Organisasi ini berazaskan keadilan, kemanusiaan, dan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Organisasi ini bersifat kemahasiswaan, kekeluargaan dan kebersamaan. Organisasi ini memiliki tujuan menghimpun seluruh aspirasi mahasiswa PWK-ITI untuk bersama-sama memajukan HMPWK-ITI. Setiap anggota organisasi ini harus berusaha ikut serta menyumbangkan karya dan pemikiran dalam kegiatan HMPWK-ITI dan membuat kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang melibatkan seluruh anggota HMPWK-ITI. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah belajar mahasiswa PWK-ITI untuk pengembangan diri dalam berorganisasi, akademis, dan lingkungan masyarakat serta berperan sebagai organisasi kemahasiswaan dan perguruan tinggi.

Selasa, 25 Oktober 2016

Menggali produk rencana berbasis sosial-ekonomi (Desa Wisata Bedono dengan Konsep CBT)

A.  Pendahuluan
Pada awalnya, sesuai dengan sejarah perencanaan pembangunan, di mana ada konsep pengembangan wilayah yang dilaksanakan secara development from above, development from below dan selective spatial closure, agropolitan tidak memberikan hasil yang diinginkan dan sulit diimplementasikan, maka lahirlah konsep local economic development.

Konsep pengembangan ekonomi lokal berusaha memadukan konsep-konsep tersebut, dengan mengembangkan dan meningkatkan peran elemen-elemen endogenous development dalam kehidupan sosial ekonomi lokal dan melihat keterkaitan serta integrasinya secara fungsional dan spasial dengan wilayah yang lebih luas (Ma’rif : 2000).

Teori Pengembangan Ekonomi Lokal pada intinya mengemukakan bagaimana mengembangkan perekonomian lokal dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki, sejauh mana industri tersebut menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan menumbuhkan perekonomian lokal serta bagaimana keberlanjutannya pada masa yang akan datang. Menurut Coffey and Polase dalam Blair (1985) proses berkembangnya perekonomian lokal pada dasarnya meliputi empat tahap : pertama, tumbuhnya kewiraswastaan (entrepreneurship) lokal ; kedua, lepas landasnya (take off) perusahaan-perusahaan lokal ; ketiga, berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut keluar lokalitas, dan keempat, terbentuknya suatu perekonomian wilayah yang mengakar pada kegiatan dan inisiatif lokal serta keunggulan-keunggulan komparatif aktifitas ekonomi lokal tersebut.




Desa Bedono merupakan salah satu desa di wilayah pesisir Kabupaten Demak yang memiliki potensi wisata mangrove dan wisata religi, dengan adanya komunitas mangrove bahari dan komunitas nelayan Monosari yang sangat potensial dalam pengembangan berbasis masyarakat. Community Based Tourism merupakan konsep untuk mengelola dan mengembangkan daerahnya sendiri untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan keberlanjutan kebudayaan lokal dan sumberdaya alam. Konsep CBT juga merupakan implementasi ekonomi kerakyatan di sektor riil, yang langsung dilaksankan dan dinikmati oleh masyarakat sendiri.