Rabu, 03 Agustus 2016

Kampung KREASI untuk Infrastruktur Berbasis Teknologi

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali keunikan dan karakteristik yang khas di setiap daerah masing-masing. Kearifan-kearifan lokal yang ada tersebut harus terus dilestarikan dan bilamana diperlukan pengembangan dapat diwujudkan melalui akulturasi budaya. Selain itu, memang banyak sekali berbagai problematika dalam setiap daerahnya baik dari segi kewilayahannya dengan sekitarnya serta masyarakat itu sendiri. Namun kita sebagaimana seorang perencana harus memandangnya adalah suatu hal yang menarik, karena dari setiap masalah pasti ada potensi yang dapat dimunculkan sehingga dapat menjadikan suatu daya tarik ataupun potensi daerahnya.


Saya mengambil dari hasil studi saya ketika mengerjakan mata kuliah Studio Integral Komunitas yang berlokasi di Kampung Blok Paku Kelurahan Cimahpar Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Melalui studi ini bagaimana cara melihat keterbatasan sumber daya yang ada dan permasalahan yang kompleks di suatu wilayah menjadikannya sebagai potensi daerah melalui inovasi-inovasi teknologi yang ada. Kampung ini bisa terbilang kampung terjepit atau bisa disebut enclave. Kampung ini dikelilingi oleh perumahan-perumahan modern dan uniknya kampung ini seperti sebuah pulau karena dibatasi oleh dua sungai yang alirannya cukup deras dan air yang jernih yaitu sungai Cileweur dan Ciraden. Kampung ini juga merupakan daerah rawan longsor karena konturnya yang tidak merata. Kemudian dari mayoritas warga di kampung ini melakukan aktivitasnya sehari-hari berhubungan langsung dengan sungai atau dapat dikatakan pemanfaatan sungai sangat intens dan menjadi aspek utama di kampung ini semisal MCK, tempat membudidayakan ikan hasil pancingan, dan tempat anak-anak bermain sepulang sekolah. Setelah melihat sekilas gambaran umum kampung tersebut, sebagai orang awam tentu melihat hal tersebut justru adalah sebuah masalah yang sulit sekali menyelesaikannya ditambah daerahnya yang padat dan mata pencaharian mayoritas warganya hanya serabutan dan ART serta pendidikan akhir mayoritas warganya hanya jenjang SMP. Inilah tugas seorang perencana dan yang memiliki jiwa-jiwa sosial yang tinggi dengan pemikiran kreatif dan inovatif harus membantu pemerintah dalam menyelesaikan kasus-kasus seperti ini dan daerah lainnya yang memiliki problematika dan keunikannya tersendiri.